Update

Aceh Tamiang Tenggelam, Warga Meminum Air Banjir untuk Bertahan Hidup

ACEH TODAY, BANDA ACEH - Hingga Selasa (2/12/2025), kondisi Aceh Tamiang dan sebagian wilayah Aceh lainnya masih berada dalam situasi bencana yang sangat memprihatinkan. Seluruh kecamatan dilaporkan terisolasi total akibat banjir besar yang menghancurkan infrastruktur, memutus jalur transportasi, serta mengakibatkan lumpuhnya jaringan komunikasi.

Data terbaru mencatat 51.726 kepala keluarga (206.903 jiwa) terpaksa mengungsi. Bencana ini juga menelan korban jiwa: 18 orang meninggal dunia dan satu luka-luka.

“Seperti Tsunami”: Bangunan Rata, Jenazah Mengapung

Jurnalis Transmedia, Muhammad Irwan, yang turut menjadi korban banjir, menggambarkan kehancuran Aceh Tamiang sebagai “nyaris seperti tsunami”. Ia menyebut seluruh bangunan di wilayah itu luluh lantak, puing berserakan, dan jenazah ditemukan di antara genangan air.

“Semua bangunan di Aceh Tamiang hancur, tidak ada yang tersisa. Ini persis seperti tsunami. Ada beberapa mayat yang tenggelam,” ucap Irwan dalam tayangan CNN Indonesia.

Selama tiga hari, Irwan dan warga lainnya terpaksa bertahan hidup dengan mencari makanan yang hanyut terbawa banjir—mi instan basah, makanan rusak, atau apa pun yang masih bisa direbus untuk dimakan.

Kelaparan dan Kehausan Akut

Hingga Selasa pagi, tidak ada akses air bersih. Warga mengalami kelaparan dan kehausan ekstrem setelah berhari-hari tanpa bantuan logistik.

“Untuk bertahan hidup, kami mencari sisa-sisa makanan yang terbawa banjir. Indomie yang sudah basah kami panasi, kami rebus, kami makan,” kata Irwan.

Karena tidak memiliki air bersih, warga bahkan terpaksa meminum air banjir yang dimasak sebisanya.

“Kami sangat kehausan… Kami ambil air dari banjir itu, kami panasi, kami minum,” ujarnya.

Bantuan Tak Pernah Sampai

Meski pihak kepolisian disebut telah membawa bantuan ke wilayah terdampak dengan helikopter, warga di banyak desa menyatakan tidak menerima apa pun.

"Kemarin Kapolda Aceh datang membawa bantuan, tapi kami tidak dapat. Karena seluruh Aceh Tamiang terkena banjir ini," ujarnya.

Putusnya akses membuat penyaluran bantuan terhambat dan banyak desa tidak terjangkau.

Warga Menjarah Swalayan Demi Bertahan Hidup

Tak kuat menahan lapar, warga berbondong-bondong menuju sebuah swalayan yang hancur diterjang banjir untuk mencari makanan apa pun yang dapat dimakan.

"Kami sudah tiga hari belum makan. Untuk bertahan, kami makan bekas-bekas yang ada. Tidak ada apa pun. Kami sangat lapar," kata Irwan.

Komunikasi dan Listrik Lumpuh Total

Aceh Tamiang kini benar-benar terputus. Tidak ada sinyal karena jaringan listrik padam total sejak awal bencana.

Untuk melaporkan kondisi dan mencari sinyal, Irwan harus menempuh perjalanan ke Kota Langsa. Namun, wilayah itu pun mengalami pemadaman listrik pada Selasa pagi.

"Di Aceh Tamiang sinyal tidak ada sejak lampu mati. Saya harus ke Langsa untuk mencari sinyal. Di sini pun baru saja padam,” katanya.

Hingga kini, Aceh Tamiang berada dalam kondisi kritis. Warga yang terisolasi terus berjuang bertahan hidup dengan persediaan yang semakin menipis, tanpa kepastian kapan bantuan akan datang.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image