Terkait Penyataan Dankormar, Keluarga Lettu Eko Damara Resmi Buat Laporan
Kabar Aceh, Banda Aceh - Keluarga almarhum perwira TNI AL asal Sumut Lettu Laut dr Eko Damara menyatakan telah membuat laporan ke Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI secara resmi supaya kematian Eko diusut tuntas seterang-terangnya.
Laporan dilayangkan pada 21 Mei lalu, sehari setelah Komandan Korps Marinir menggelar konferensi pers.
Bahkan keluarga meminta supaya jenazah yang sudah dimakamkan diautopsi karena kematiannya masih dianggap janggal.
Meski Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI (Mar) Endi Supardi menyebut 99,99 persen Eko bunuh diri, keluarga mendiang masih meyakini ia dibunuh, bukan bunuh diri.
Paman Lettu dr Eko Damara Abdul Sattar Siahaan menyebut, pihaknya juga telah menyerahkan bukti-bukti yang diperlukan kepada Puspom TNI.
"Kami dihubungi pada tanggal 20 Mei 2024, disuruh membuat laporan. Kita memenuhi permintaan Puspom TNI keesokan harinya, tanggal 21 langsung buat laporan, pemeriksaan berita acara, penyitaan barang bukti dan bukti lain supaya bisa didalami,"kata Abdul Sattar, Senin (27/5/2024).
Menurut Abdul, dalam waktu dekat Puspom TNI bakal otopsi jenazah mendiang dr Eko di Langkat, setelah sebelumnya libur panjang.
Kemudian, akan dilanjutkan dengan uji balistik sesuai permintaan keluarga untuk membuktikan senjata laras panjang yang disebut digunakan Eko bunuh diri.
"Informasi yang kami dapatkan penyidik akan melalukan otopsi dan uji balistik."
Abdul mengaku kecewa dengan pernyataan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI (Mar) Endi Supardi Eko menyebut jika keluarga masih keberatan silakan autopsi.
Padahal, menurut Abdul, harusnya Korps Marinir melakukan autopsi usai menemukan dr Eko meninggal dunia, bukan secepat kilat menyimpulkan tanpa pembuktian.
"Ini malah dilakukan orang yang bukan tugasnya."
Keluarga dr Eko Damara Sangkal Pernyataan Komandan Korps Marinir, Sebut Tak Berdasar dan Tak Sesuai Prosedur
Keluarga mendiang Lettu Laut dr Eko Damara menyangkal pernyataan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI (Mar) Endi Supardi Eko saat konferensi pers di Jakarta diantaranya lokasi penemuan yang berubah-ubah.
Laporan awal disebut dr Eko ditemukan bunuh diri di kamar mandi, namun belakangan berubah disebut ruang kesehatan.
Termasuk juga penyebab kematian yang berubah-ubah, dimana awalnya disebut sakit malaria, kini disebut akibat terlilit sebesar Rp 819 juta dan judi online.
Abdul menilai, harusnya pihak TNI melakukan penyelidikan hingga autopsi baru memaparkan.
"Mengenai TKP, yang diduga bunuh diri karena malaria itu adalah laporan yang diterima petinggi TNI dan sudah beredar dimana-mana, yang kami terima dari orang dalam TNI. Laporan berikutnya yang berubah-ubah itulah yang membuat keluarga curiga dari kamar mandi berubah menjadi ruang kesehatan, termasuk juga penyebab kematian yang berubah-ubah."
Dalam konferensi pers juga disebut, TNI AL tidak menemukan bekas luka akibat rokok karena cuma memeriksa jenazah bagian depan. Sehingga luka yang disebut berada di belakang tidak terlihat.
"Itu silakan, tetapi kenyataan yang kami terima, jenazah itu lebam. Ada upaya klarifikasi Asisten Intelijen, foto yang dikirimkan bagian depan. Bersih.Padahal yang kami komplain foto bagian belakang."
Kemudian adanya retakan di bagian kepala, bukan bagian luka tembak juga dipertanyakan keluarga dr Eko.
Menurutnya itu bukan bagian luka tembak, namun diduga seperti bekas penganiayaan.
"Kita juga mencurigai. Dalam Konferensi pers kita juga mendengar ada pecah di bagian kepala lain. Kami pertanyakan Kenapa bisa pecah bagian kepala selain luka tembak."
Masalah utang mendiang, keluarga juga tidak percaya dr Eko Damara punya utang sebanyak itu.
Abdul menghitung, dengan jumlah utang diantaranya di daerah operasi sebanyak Rp 177 juta, kemungkinan Eko berutang Rp 19 juta perbulan.
"Ini menurut kami sangat meragukan.Utang apa di daerah operasi sampai 177 juta sekian.
Kalau dibagi selama beliau disana 9 bulan. RP 177 juta dibagikan 9, itu terdapat 19 juta sekian perbulan."
Sebelumnya, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjend TNI (Mar) Endi Supardi menyebut tewasnya Lettu Laut Eko Damara (30), personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir karena bunuh diri akibat utang dan judi online.
Marinir mengakui sempat tak jujur soal penyebab Lettu Eko frustrasi hingga bunuh diri, demi menjaga marwah keluarga.
"Sebetulnya kami tidak ingin menyampaikan (kematian Eko) ini, tetapi berita simpang siur ke mana-mana, seolah Marinir diam saja. Tidak, kami berusaha lewat bawah," kata Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi dalam konferensi pers di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).
"Ini hak jawab kami. Diamnya kami (sebelumnya) untuk jaga marwah dan martabat keluarga," kata Endi.