PT AGI Investasi Rp20 Triliun di Aceh, Bangun Pabrik Daur Ulang Tembaga dan Litium
![]() |
Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani yang memimpin rapat rencana investasi PT Aceh Green Industri (AGI) di Aceh, Banda Aceh, Selasa (26/8) (ANTARA/ HO-Humas DPMPTSP Aceh) |
ACEH TODAY – Provinsi Aceh segera menjadi tuan rumah investasi besar di sektor industri hijau. PT Aceh Green Industri (AGI) menyatakan akan menanamkan modal senilai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp20 triliun untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemulihan tembaga serta litium di kawasan Aceh Besar.
Plh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Rahmadhani, menegaskan pemerintah siap memberikan kemudahan proses perizinan.
“Kami menyambut baik rencana investasi ini dan Pemerintah Aceh siap untuk memfasilitasi proses kehadiran industri ini,” ujarnya di Banda Aceh, Selasa (26/8).
Ia menjelaskan, DPMPTSP akan memastikan kelancaran perizinan mulai dari pendirian pabrik, izin operasi, ekspor-impor, penggunaan lahan, hingga Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Proyek ini diproyeksikan menciptakan 2.000 lapangan kerja baru dan mampu mengurangi emisi karbon hingga 2 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Aceh Green Industri, Munawar Khalil, menegaskan pihaknya berkomitmen segera merealisasikan investasi tersebut.
“Perusahaan siap mendukung proyek pengolahan dan pemulihan baterai lithium dengan melibatkan teknologi ramah lingkungan,” katanya.
Perusahaan juga akan melengkapi dokumen perizinan serta menjalin koordinasi dengan Bea Cukai, KSOP, perusahaan pelayaran, hingga PT Pembangunan Aceh (PEMA) untuk mematangkan persiapan proyek.
Perwakilan PT AGI, Michael Soh, memaparkan fasilitas itu nantinya akan menjadi pabrik daur ulang 100 persen ramah lingkungan, fokus pada kumparan motor kendaraan listrik (EV) dan baterai lithium-ion.
Proyek akan dibangun dalam dua tahap: pabrik pertama di lahan seluas 10 hektare0 dengan target beroperasi dalam 10 bulan, lalu diperluas ke area 90 hektare.
“Proyek ini menggunakan teknologi pemulihan berbasis AI dengan efisiensi hingga 99 persen serta ekstraksi material berkemurnian tinggi sesuai standar global,” jelas Michael. (rel/antara)